Larangan mencuri,menyamun ,merampok dan merompak dalam fikih

 LARANGAN MENCURI, MENYAMUN,

MEROMPAK, DAN MERAMPOK

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mengambil hak orang lain dengan cara seperti sembunyi-sembunyi, merampas dengan mengancam atau

membunuh seseorang dilarang dalam agama. Misalnya tindakan seperti mencuri, merompak, menyamun,dan

merampok, dapat merugikan diri sendiri dan orang yang menjadi korban.

B.RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu mencuri, merampok, menyamun, dan merompak?

2. Apa hukum mencuri, merampok, menyamun, dan merompak?

3. Apa saja perbuatan yang termasuk mencuri, merampok, menyamun, dan merompak?

4. Bagaimana mencuri, merampok, menyamun, dan merompak dalam Al-Qur’an ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian mencuri, merampok, menyamun, dan merompak .

2. Untuk mengetahui hukum-hukum mencuri, merampok, menyamun, dan merompak .

3. Untuk mengetahui contoh perbuatan-perbuatan yang termasuk mencuri, merampok, menyamun, dan

merompak

4. Untuk mengetahui pandangan mencuri, merampok, menyamun, dan merompak dalam Al-Qur’an

D. MANFAAT

1. Dapat menjaga integritas dan moralitas

2. Mendaparkan ridho dari Allah

3. Menjaga hak dan harta orang lain


BAB II

PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN

Mencuri (sariqah)secara bahasa adalah mengambil milik orang lain secara sembunyi-sembunyi.Dalam istilah

fikih,mencari adalah perbuatan mukallaf (balig dan berakal ) yang mengambil harta orang lain secara

sembunyi-sembunyi,mencapai jumlah satu nisab dari tempat simpanan nya.

Sedangkan Penyamun, perampok, dan perompak adalah istilah yang digunakan untuk pengertian “mengambil

harta orang lain dengan menggunakan cara kekerasan atau mengancam pemilik harta dengan senjata dan

terkadang disertai dengan pembunuhan”. Perbedaannya hanya ada pada tempat kejadiannya;

•menyamun dan merampok dilakukan di darat

•merompak dilakukan di laut

B.HUKUM

1.Syarat-syarat berlakunya hukum had

dapat ditetapkan sebagai pencurian dan pelakunya dapat dikenakan had atau hukuman jika memenuhi

persyaratan sebagai berikut.

A.Pelaku/pencuri adalah mukallaf (balig dan berakal).

B. Pelaku mengakui perbuatannya.

C.pencurian dilakukan dengan sembunyi-sembunyi.

D.Orang yang mencuri sama sekali tidak d mempunyai andil kepemilikan terhadap.

E.barang yang dicuri. Barang yang dicuri milik adalah orang lain, mencapai jumlah satu nisab, dan berada di

tempat penyimpanan.

2.Batas Nisab Barang yang Dicuri

Nisab adalah jumlah tertentu dari barang yang dicuri sehingga dijatuhi had

A.pencurian bagi pelakunya. Tentang nisab barang yang dicuri ada beberapa pendapat, yaitu sebagai berikut.

a. Menurut mazhab Hanafi, nisab barang curian adalah 10 dirham.

B.Menurut mazhab Syafi'i, nisab barang yang dicuri adalah seperempat dinar atau sekitar 3,34 gram emas.

Menurut pendapat mazhab Maliki dan Hanbali, nisab barang curian adalah

C.Seperempat dinar atau tiga dirham. Jika diukur dengan emas sekitar 3,34/3,36 gram. Semua pendapat

tersebut merujuk hadits sebagai berikut

3. Had Mencuri

a.Pencurian yang dikenai had dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: Pencurian șugrā (pencurian

kecil/biasa), yaitu pengambilan harta orang lain secara diam-diam.

b. Pencurian kubrā (pencurian besar), yaitu pengambilan harta orang lain secara paksa dan terang-terangan

dan sering kali dengan kekerasan, seperti menyamun, merampok, dan merompak. Pencurian ini disebut juga

dengan hirabah.

C. PERBUATAN

Mencuri : Mengambil barang milik orang lain secara diam-diam tanpa izin.

Misalnya, mengambil uang dari dompet seseorang tanpa sepengetahuan pemiliknya.

Merampok : Mengambil barang milik orang lain secara paksa dengan ancaman kekerasan atau senjata.

Contohnya, merampok bank dengan menggunakan senjata api.

Menyamun: Merampas barang orang lain di tempat umum dengan kekerasan atau ancaman, biasanya

dilakukan secara mendadak.

Contoh, menyamun seseorang di jalan dan mengambil tasnya.

Merompak: Mengambil barang orang lain di laut atau sungai, umumnya oleh kelompok perompak.

Contohnya, merompak kapal barang di tengah laut

D.DALAM AL-QUR’AN 

Pandangan had mencuri dalam Al-quran dapat  di jelas kan oleh firman firman Allah.Had pencurian adalah dipotong tangan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah 5:


وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُوا أَيْدِيَهُمَا جَزَاءً بِمَا كَسَبَا نَكَلًا مِّنَ اللَّهِ ....


"Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagait siksaan dari Allah...." (QS. Al-Maa-idah [5] ayat 38)


Namun dalam Al-Qur'an terdapat hukuman dan batasan nya sebagaimana di jelaskan dalam Al Qur'an


۱۰۹۷ . حَدِيثُ عَائِشَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : تُقْطَعُ يَدُ السَّارِقِ فِي رُبُعِ دينار أخرجه البخاري في ٨٦ كتاب الحدود ۱۳ باب قول الله تعالى والسارق

والسارقة فاقطعوا أيديهما


1097. 'Aisyah berkata: "Nabi bersabda: 'Tangan seorang pencuri akan dipotong untuk pencurian seperempat dinar." (Dikeluarkan oleh Bukhari pada Kitab ke-86, Kitab Had bab ke-13, bab firman Allah: "Dan orang yang mencuri laki-laki dan perempuan maka potonglah tangan-tangan mereka." QS. Al-Maidah [5]: 38)


۱۰۹۸. حَدِيثُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ: قَطَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَ سَارِقٍفِ

ي مِجَنٌ ثَمَنْهُ ثَلَاثَةٌ دَرَاهِم أخرجه البخاري في: ٨٦ كتاب الحدود: ۱۳ باب قول

الله تعالى والسارق والسارقة فاقطعوا أيديهما


1098. Abdullah bin Umar berkata: "Nabi telah memotong tangan pencuri tameng yang berharga tiga dirham (seperempat dinar)." (Dikeluarkan oleh Bukhari pada Kitab ke-86, Kitab Had bab ke-13, bab firman Allah: "Dan orang yang mencuri laki-laki dan perempuan.maka potonglah tangan-tangan mereka.")


Ada juga pandangan Al Qur'an terhadap had merampok


إِنَّمَا جَزَؤُا الَّذِينَ يُحَارِبُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا أَنْ يُقَتَّلُواأَ

وْ يُصَلَّبُوا أَوْ تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ مِنْ خِلَافٍ أَوْ يُنْفَوْا مِنَ الْأَرْضِ ...


Artinya:


Hukuman bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di muka bari, hanyalah dibunuh atau disalih, atau dipotong tangan dan kaki mereka secara silang. atau diasingkan dari tempat kediamannya..." (QS. Al-Ma'idah/5: 33).


  BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Mencuri ,merampok ,menyamun dan merompak adalah salah satu perbutan yang di larang agama.

Mengambil barang yang bukan hak milik kita dapat dikenai had-nya sesuai syarat dan ketentuan nya . sesuai

dengan firman Allah ,salah satunya QS AL -MAa-idah [5] ayat 38.

B.DAFTAR PUSTAKA

Daf tar pustaka :

Buku ; sahahi Bukhari Muslim ( Muhammad Fu'ad Adul Baqi )

Buku ;ayo mengaji fikih (Madrasa Aliyah kelas XI)

Buku ; Fikih Wanita empat mazhab (Dr. Muhammad Utsman Al-Khasyt

Penerjemah: Abu Khadijah)

Buku ; fikih ( MA kelas XI)

Jurnal : ( jurnal univ Islam An nur Lampung )


kelompok :

1. Della Adine Syaikah

2. Ulia Azizah

3. Naessa livia

Komentar